Tak terasa, sekarang sudah pertengahan bulan. Seperti biasa di waktu seperti ini, para mami dari sebuah sekolah swasta terkenal akan berkumpul untuk mendiskusikan kegiatan rutin mereka: ‘icip-icip snack zaman now dan nongki-nongki bareng di cafe kekinian.’ Memang, sih, nggak semua mami di sekolah itu ikut dalam perkumpulan. Hanya mami-mami tertentu saja. Jumlahnya paling sekitar 10 orang.
“Akhir bulan ini kita ke mana?” tanya Mami Aldi.
“Ke Kopitiam di Jalan Rajawali aja, yuk!” ajak Mami Riska.
“Ah, beberapa bulan lalu kita pernah ke sana. Cari tempat lain, dong!” protes Mami Shane.
“Gimana kalau kita ke Cafe Pelangi? Itu, lho, yang baru buka dua hari yang lalu,” usul Mami Irza.
“Kelihatannya oke. Aku pernah lihat instagramnya Mami Talita. Dia posting fotonya di Cafe itu,” kata Mami Jeni.
“What? Serius, lo? Tumben Mami Talita bisa posting foto lagi di cafe. Biasanya dia cuma posting foto makanan. Masak inilah, masak itulah…,” cibir Mami Ernest.
“Iya. Aku rasa selama aku mengenalnya, dia nggak pernah ikut grup mami-mami pergi makan di cafe atau resto,” sahut Mami Diana.
“Mana mungkinlah dia ikut-ikutan pergi ke cafe. Lihat saja cara berpakaiannya. Sederhana bagitu. Kalau dia ikut, duitnya habis aja buat nongkrong. Anaknya makan apa nanti?” tuding Mami George.
“Sudah, sudah. Cukup bahasan tentang Mami Talita. Besok kita ke Cafe Pelangi,” seru Mami Tommy.
Keesokan harinya mami-mami tiba di Cafe Pelangi. Cafe itu ramai sekali. Mereka nampak putus asa karena sepertinya mereka harus pulang dan mencari cafe lain untuk tempat nongkrong. Tapi…
“Aih, ada Mami Jeni, Mami Ernest, Mami Aldi, Mami George…,” sapa seseorang yang ternyata Mami Talita.
Kesepuluh mami langsung bengong melihat Mami Talita yang begitu cantik dalam balutan dress elegan berwarna putih.
“Oh, hai Mami Talita. Tumben berdandan cantik banget,” sapa Mami George.
“Oh, iya tentu saja. Masa pemilik cafe pakai daster? Hahaha. Kalian baru sampai? Duh, maaf ya cafenya lagi penuh. Tapi kalau mau menunggu, kira-kira 10 sampai 15 menit lagi, ya. Yuk, duduk dulu di teras. Nanti aku minta pelayan bawakan minuman favorit cafe ini buat kalian. Gratis! Untuk perkenalan,” celoteh Mami Talita sambil tersenyum.
Padahal udh gak bisik2 lagi ya
LikeLiked by 1 person
Iya mbak. Hahha ππ
LikeLike
Jujur saja, saya pusing ngikuti obrolan mahmud – mahmud rempong itu π
LikeLiked by 1 person
Kalo gitu jangan diikuti ππ
LikeLiked by 1 person
Wow … trnyta mami Talita yg punya cafe Pelangi itu?
Hihi…itu mah bisik2 tetangga ao bisik2 para mami…:))) sllu nge-judge dr fisik ya. Btw, itu gmbaran mami2 zaman now gak ya? Heee ….
2 kli sy bca fiksinya bru sy nangkep pesannya π
LikeLiked by 2 people
Iya itu cafenya mami Talita.
Mami2 zaman now nggak gitu semua kok, masih banyak mami2 yg baik2 dan nggak suka ngegosip.. hehehe. πππ
LikeLiked by 1 person
Follback dong kaπ
LikeLike